BERITA TERKINILAMPUNGWaykanan

Efek Covid-19 /Lockdown, Kehamilan Di Way Kanan Diprediksi Meningkat

Way Kanan,penalampungnews.com

Angka kelahiran (kehamilan) akan naik, namun tidak Signifikan dengan beberapa tindakan pencegahan yang dilakukan oleh penyuluh KB sebagai perwakilan dari BKKBN bersama dengan Dinas P3AP2KB , jelas Dini kepada awak media Rabu (06/05/2020).

Dini menyampaikan beberapa faktor yang membuat prediksi angka kehamilan naik , yaitu dari faktor pelayanan KB dan keterbatasan PKB untuk melakukan penyuluhan tatap muka .

“Jadi sebelum pelayanan KB itu ada pelayanan yang bersifat statis (aseptor datang secara sukarela ke Puskesmas/Klinik/Praktek dokter dan bidan mandiri maupun bidan desa)” jelasnya .

Dini juga menyampaikan sebelum adanya pandemi Covid-19 , pelayanan tersebut berlangsung dengan lancar dan rutin, namun saat ini otomatis seluruh kegiatan yang bersifat mengumpulkan orang banyak tidak boleh dilakukan , sebab itu pelayanan KB dinamis untuk sementara dihentikan dan kami berusaha untuk memaksimalkan pelayanan KB secara statis .

Dari segi Komunikasi , Imformasi , dan Edukasi pihaknya juga terkendala dari sisi posyandu yang sekarang dibatasi kunjungan nya , bahkan ada beberapa posyandu yang tidak beroprasi sementara waktu , karena posyandu sendiri merupakan salah satu wadah penyuluhan KB untuk menyampaikan imformasi seputar alat dan obat kontrasepsi serta mengajak ibu-ibu untuk ber-KB .

Efek pandemi terhadap angka kehamilan kesertaan KB memang sudah diantisfasi oleh BKKBN , maka dari itu , kami sedang berupaya untuk melaksanakan beberapa arahan yaitu BKKBN bersama dengan Dinas P3AP2KB berkoordinasi untuk melakukan pembinaan kesehatan aseptor dan penyuluhan melalui media daring , urainya.

Sebagai antisipasi pelayanan yang dibatasi difasilitas kesehatan selama pandemi, pihaknya memberikan opsi bagi aseptor yang masa penggunaan KB jangka panjang (Metode MKJP) telah habis.

“Untuk sementara waktu beralih ke metode KB non MKJP ( jangka pendek seperti pil, suntik, kondom) sehingga menghindari resiko peserta aktif KB untuk drop out, selain itu juga memperkuat koordinasi dengan fasilitas kesehatan , khususnya dengan bidan puskesmas dan bidan desa sebagai penyedia layanan medis yang mudah dijangkau masyarakat”.Ujarnya. (Alting)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button