Pekon ngaras pesisir barat dilanda banjir bandang.

[su_animate type=”bounceInDown” duration=”0.5″ delay=”0.5″ inline=”yes”][su_highlight background=”#cf141c” color=”#f5f2f2″]Penalampungnews.com[/su_highlight] |[/su_animate]
Pesisir Barat_Intensitas curah hujan yang sangat tinggi di kecamatan ngaras selama beberapa jam, mulai pukul 17:20 wib sampai pukul 03:00 wib dini hari mengakibat kan terjadi nya banjir bandang, sehingga menyebabkan jembatan ayun terputus.
Jembatan ayun tersebut adalah salah satu akses bagi warga pekon negeri ratu ke pekon kota batu ngaras untuk keluar sehingga untuk warga kota batu khusus nya tidak bisa beraktifitas keluar masuk ke pekon tersebut.
Menurut johansyah salah satu warga ngaras menjelaskan,”jembatan satu satu nya penghubung pekon kota batu ke pekon lain nya putus total jika dalam keadaan terpaksa satu satu nya akses jalan untuk keluar pekon tersebut harus melewati perbukitan di belakang pekon kota batu itupun harus di tempuh dengan berjalan kaki dan extra hati hati.”terangnya.
Lanjut Johansyah (30) menerangkan kepada jurnalist penalampungnews.com, ” mulai terjadi nya banjir bandang sekitar pukul 01:00 wib dini hari tadi dengan ketinggian air di pemukiman warga ” sekitar dua meteran lebih, di pekon negeri ratu dan pekon kota batu” selain memutus kan jembatan ayun” juga menghanyut kan rumah Addas 27 tahun warga negeri ratu ngaras” serta meroboh kan tiang instalasi listrik sebanyak lima tunit” selama terjadi nya banjir, kecamatan ngaras dan sekitar nya lampu mengalami padam total” akibat dari roboh nya beberapa tiang PLN.”ujar nya.
“Selain daripada itu , masyarakat disini sangat mengharap kan sekali akan bantuan dari pemkab setempat terutama warga yang terkena dampak langsung terhadap banjir tersebut” baik berupa apapun sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap kami yang terkena musibah ini.” Kami juga mengharapkan sekali agar jembatan yang terputus di bangun kembali secepat nya” serta normalisasi daerah aliran sungai (DAS) ” juga mengharap kan kontrol dari pihak kehutanan agar tidak ada lagi pembalakan liar di hulu sungai yang merupakan hutan suaka ” sehingga mencipta kan banjir dan bencana bagi kami di hilir tandas warga setempat.
(bukhari)