Pemerintah Berikan Bantuan Jagung Dan Kedelai Untuk Para Petani,Oknum Ketua “GAPOKTAN” DI Lamtim Diduga Mencari Keuntungan…

[su_animate][su_highlight background=”#cf141c”]Penalampungnews.com[/su_highlight][/su_animate]
Lampung timur–
Bantuan dari dinas pertanian yang di kucurkan oleh pemerintah beberapa bulan lalu di tahun 2017 untuk anggota kelompok tani yang ada di Kabupaten Lampung Timur di duga di salah gunakan, pasalnya ada beberapa ketua kelompok tani yang ada di kecamatan sekampung, Kabupaten Lampung Timur menjual beberapa bibit jagung dan kedelai dengan harga fariasi dari 2.500 sampai 10.000 per Sak, bukan hanya itu saja, bahkan bantuan pupuk jenis dolomit pun di perjual belikan dengan dalih untuk mengisi uang kas dan operasional.
Terkuaknya permasalahan ini ketika tim dari LSM LANTAI dan Media Pelopor Nusantara menerima informasi dari warga desa giriklopo mulyo kecamatan Sekampung, Kabupaten Lampung timur yang menyatakan telah diminta menebus bantuan benih jagung dan kedelai, jg obat dan pupuk dolomit, sebesar Rp 25.000, yang ditindak lanjuti dengan turun ke desa Giriklopo mulyo bersama wartawan penalampungnew.com dan desa-desa lainya di kecamatan sekampung.
Hasilnya ditemukan fakta bahwa bantuan benih jagung dan kedelai, juga pupuk dan obat-obatan ini memang diperjuangkan belikan dari Gapoktan, Koptan ke petani anggota Koptan didesa masing-masing.
Sangat disayangkan Upaya pemerintah kabupaten atau kota terhadap para petani agar mendapatkan bantuan namun malah di salah gunakan oleh oknum ketua kelompok yang nakal yang ingin meraup keuntungan, padahal jelas-jelas pemerintah telah mengeluarkan aturan bahwasanya bantuan tersebut di larang untuk di perjual belikan.
Salah satu Gapoktan yang mendapatkan bantuan dari dinas pertanian yang ada di kecamatan sekampung, kabupaten lampung timur, adalah Gapoktan Margo Makmur yang di ketuai oleh Sutoyo iya pun membenarkan adanya tarikan uang operasional tersebut, Gapoktan yang di ketuai olehnya mendapatkan bantuan berupa pupuk dolomit seberat 35 ton, dan bibit jagung 2,5 ton, serta bibit kedelai 2,5 ton, dan masing-masing anggota yang mempunyai seperempat hektar lahan nebus benih kedelai tiga kilo gram sebesar lima ribu rupiah, dan di tambah dua sak pupuk dolomit dua puluh ribu rupiah,yang artinya dalam satu anggotanya menebus bantuan tersebut sebesar dua puluh lima ribu rupiah dan itu belum termasuk bibit jagung.
Saat di wawancarai Sutoyo di kediamannya pada (29/10) menjelaskan,”saya gak muluk-muluk saya hanya sebatas membantu ya hanya sebatas pikiranku, ya kaya gitu, memang anggarannya ada, dan masa petani beli segitu keberatan kenyataannya kan seperti itu, operasional nganter pake duit sapa, masa pake duit saya sendiri untuk beli minyak,”tegasnya
,”untuk bayar kulinya, ngangkut barangnya ke jepara, makanya itu terus terang aku gak munafik ya sudah tak runding kaya gitu, tak buatin pernyataan, kalau gak tak lobi kaya gitu ya gak dateng, mau pake duitnya sapa kaya gitu,”tambahnya
Ketua DPD LSM LANTAI Lampung timur (Firdaus.Np) kepada ketua Gapoktan Margomakmur Sutoyo meminta,”agar pelaksanaan pembagian bantuan itu hendaknya dilakukan sesuai dengan juknis dan jangan diperjual belikan, dan apa yang sudah dipungut dari petani dikembalikan, karena bantuan pupuk, obat dan benih ini tidak diperjualbelikan, tapi rupanya Sutoyo tetap merasa benar malah menawarkan sejumlah uang agar temuan ini jangan dipublikasikan dan dilaporkan, tapi ditolak tegas oleh ketua DPD LSM LANTAI Lamtim.
Dalam hal ini ketua DPD LSM LANTAI Lamtim, menyatakan akan melaporkan temuan ini kepihak berwajib, supaya bantuan untuk kelompok tani tidak disalah gunakan lagi oleh oknum ketua Gapoktan dan Koptan serta kerugian negara karna penyalahgunaan bantuan ini dapat ditindak tegas.”pungkasnya tegas
(Eri)