BERITA TERKINILAMPUNGPringsewu

Jangan Cemari Produk Bambu,Kualitas Harus Jadi Pertimbangan Mendasar,”Tegas Penggiat Di Pringsewu…

[su_animate type=”bounceInDown” duration=”0.5″ delay=”0.5″][su_highlight background=”#cf141c” color=”#f5f2f2″]Penalampungnews.com[/su_highlight] |[/su_animate]

Pringsewu| Sejumlah penggiat dan pelaku kreasi bambu yang ada di Kabupaten Pringsewu sepakat, kalau kualitas harus menjadi pertimbangan mendasar bagi setiap pengrajin bambu dalam menghasilkan produk berbasis bambu.

Hal ini seperti yang diutarakan Aji Sangga P, salah senggiat dan pelaku kreasi bambu yang membuka workshop-nya di Pekon Yogyakarta Kecamatan Gadingrejo.

“Produk yang terbuat dari bambu harusnya memiliki kualitas yang bagus. Dengan tidak memperhatikan aspek kualitas, secara tidak langsung akan mencemari produk-produk bambu yang sudah ada serta produk yang akan dibuat kedepannya,” tandas Aji, Ketua Komunitas Bambu Kreasi (KBK) Pringsewu.

Bagi Aji, bicara soal bambu maka hal ini akan lekat dengan historia “pringsewu” yang dahulunya merupakan daerah kawasan bambu.

“Terkhusus, bambu sudah menjadi icon bagi kita sebagai masyarakat pringsewu. Harapannya kedepan, para pelaku kreasi bambu ini bisa munculkanlah produk bambu dengan tetap mengedepankan kualitas,” pinta lajang yang sudah satu tahun belakangan ini menggeluti bambu dan sempat menimba ilmu di Saung Udjo-Bandung.

Menurut Aji, bambu memiliki ciri khas dan nilai seni yang cukup tinggi hingganya secara otomatis produk yang dihasilkan juga bisa memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Pekerjaan Rumah (PR) yang agak sulit adalah sebut Aji, merubah cara pandang (mindset) masyarakat terhadap bambu. Apalagi lanjut dia, selama ini masyarakat masih memandang bambu sebagai bahan baku tambahan, dan bukan merupakan salah satu bahan baku yang utama.

“Untuk itu pemerintah harus mendukung kegiatan-kegiatan yang berurusan dengan masalah bambu mulai dari hilir sampai ke hulu (proses tanam hingga menjadi produk) agar pringsewu bukan hanya sekedar nama saja,” imbuhnya.

Nada yang sama di samapaikan Harun, pecinta bambu yang baru melepas lajangnya ini menghimbau kepada para pengrajin agar dalam mengolah bambu untuk dibuat karya seni ataupun kerajinan hendaknya lebih selektif dalam memilih bahan bambu agar hasilnya lebih berkualitas tanpa mengurangi nilai estetika dari bambu.
“Kalau dibuat secara asalan apalagi kemudian dipajang ditempat umum. Saat dilihat terkesan semrawut, orang akan malas membeli produk produk bambu tentunya ini akan menjatuhkan harga jual kerajinan bambu. Daya jual menjadi lesu kemudian pengrajin malas berinovasi bambu kembali menjadi bahan bangunan.”ulasnya.
(NA)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button